Salam jumpa kembali 😀
Beberapa waktu lalu, kita sudah
mengunjungi beberapa lokasi panas bumi yang ada di Indonesia. Nah, kini saya ingin
menjelaskan kondisi geologi seperti apa nih yang membentuk fenomena tersebut.
Untuk menjelaskannya, penulis
ingin membawa Bapak, Ibu, Kakak, Adik, dan teman teman sekalian untuk kembali
membayangkan bahwa sistem panas bumi dapat kita misalkan sebagai proses memasak
air. Pada saat memasak air kita bisa menganggap bahwa:
- Air yang mendidih dan uap merupakan manifestasi panas bumi yang muncul ke permukaan.
- Api merupakan magma atau batuan panas yang berada dibawah permukaan bumi.
- Tabung gas dan selang merupakan jalur magma dan sumber magma yang menjadi sumber panas dari sistem geothermal
- Meja dapur sebagai kondisi tatanan geologi yang menjadi tempat terbentuknya sistem panas bumi, dan
- Rumah atau dapur sebagai bumi yang kita tinggali sekarang
Nah, penulis akan memulai dari rumah terlebih dahulu. Bumi merupakan tempat manusia tinggal, dimana terdapat berbagai macam kondisi geologi, salah satunya adalah kondisi geologi panas bumi atau geothermal.
Terdapat berbagai aktivitas baik dipermukaan maupun di bawah permukaan bumi.
Pada aktivitas di bawah permukaan bumi, terdapat pergerakan dari material penyusun
bumi atau yang disebut sebagai lempeng bumi. Lempeng tersebut bergerak sepanjang
waktu dan membentuk suatu kondisi tertentu yang dapat menghasilkan lokasi bagi
terbentuknya sistem panas bumi. Sekedar
informasi, Indonesia tersusun dari tiga lempeng, yaitu Eurasia di bagian pulau
Sumatera, Indo-Australia di selatan pulau Jawa, dan lempeng Pasifik di pulau
Sulawesi dan laut Banda.
(Penulis mencoba menyampaikan dengan bahasa yang seringan mungkin lho
hehe 😁)
Kemudian, kita menuju ke lokasi
tempat sistem panas bumi dapat terbentuk. Lokasi dimana terdadi pembentukan sistem panas bumi
memiliki sebutan sebagai tatanan geologi. Beberapa tatanan geologi dapat terbentuk dari
adanya aktivitas lempeng dibawah permukaan bumi. Salah satunya adalah yang umum dan banyak dijumpai membentuk sistem panas bumi, yaitu tatanan subduksi atau konvergen.
Contoh dari tatanan subduksi bisa
kita lihat di Indonesia dan Filipina, dengan ciri khas berupa banyaknya palung
laut yang terbentuk karena lempeng yang menyusun dasar laut menghujam ke bawah
lempeng benua. Tatanan subduksi ini kemudian akan membentuk magma melalui
pengaruh tekanan dan temperatur di dasar penunjaman tersebut.
Selanjutnya, kita menuju ke
sumber panasnya, yaitu magma. Pengertian dari magma adalah batuan panas dalam
bentuk liquid yang berada di dalam
permukaan bumi, jadi perlu dibedakan dengan lava yang digunakan jika magma
sudah keluar dari permukaan bumi, atau lahar jika sudah bercampur dengan air
ataupun material yang lainnya di permukaan bumi.
Nah, magma sendiri dapat berasal dari
berbagai tatanan, pada tatanan subduksi tadi, batuan dari lempeng yang
menghujam ke dalam bumi akan mengalami pemanasan karena kenaikan suhu dan
mengalami tekanan yang tinggi, sehingga batuan tersebut akan mencair dan naik
menuju permukaan bumi. Naiknya magma dikarenakan adanya tekanan yang tinggi
serta perbedaan berat jenis, sama seperti minyak dan air, minyak akan berada
diatas air karena minyak lebih rendah berat jenisnya, dan magma akan naik ke
atas karena magma lebih rendah berat jenisnya dibandingkan batuan disekitarnya.
(Itu juga bisa menjelaskan fenomena gunung api erupsi ya 😀)
Berikutnya, magma yang terus naik
ini akan mencapai suatu lokasi yang dekat dengan permukaan bumi, yang berjarak
sekitar hanya beberapa kilometer saja dari permukaan bumi, magma ini akan menempati
suatu tempat yang disebut dapur magma. Magma yang sampai ke dekat permukaan
bumi inilah yang nantinya menjadi “api” atau sumber panas bagi sistem panas
bumi.
Umumnya, sebelum membentuk sistem
panas bumi, terjadi beberapa kejadian hingga magma tersebut dapat menjadi
sumber panas yang baik. Magma yang baru menempati dapur tersebut masih bersifat
terlalu panas dan masih cenderung aktif bergerak menuju permukaan. Umumnya, sebelum membentuk sistem panas bumi, terbentuk gunung api aktif terlebih
dahulu, sehingga kebanyakan sistem panas bumi berada di sekitar gunung api yang
sudah berhenti erupsi.
Erupsi gunung api juga memiki
peran penting sebelum membentuk sistem panas bumi, karena batuan yang keluar
dari aktivitas erupsi akan membentuk tubuh batuan sebagai “rumah” untuk tempat
sistem panas bumi berlangsung, contohnya adalah “reservoir”, namun penjelasan lebih lengkap mengenai sistem panas
bumi akan kita lakukan di postingan selanjutnya yak 😁
Selang beberapa waktu, magma yang
tadinya panas mulai mendingin dan tidak lagi aktif bergerak, istilah dari magma
yang menempati tempatnya tersebut adalah “magma
emplacement”. Air yang berasal dari permukaan mulai mencapai tubuh batuan
panas dari pendinginan magma tersebut dan membentuk sirkulasi ketika air yang
terpanaskan naik menuju permukaan bumi. Siklus tersebut secara sederhana kita
kenal dengan istilah sistem panas bumi.
Sistem panas bumi yang sebenarnya
jauh lebih kompleks dan beraneka ragam. Pada postingan sebelumnya, ketika
mengunjungi Lahendong dan Kamojang, terdapat dua perbedaan dari sistem panas
buminya, yaitu Lahendong lebih bersifat dominasi air, sedangkan Kamojang
bersifat dominasi uap, yang terlihat dari manifestasi yang keluar ke permukaan
bumi.
Komponen dari sistem panas bumi akan kita bahas pada postingan postingan selanjutnya ya 😀
Penulis,
Ilham Dharmawan Putra
Komentar
Posting Komentar